cover
Contact Name
-
Contact Email
aljamiah@uin-suka.ac.id
Phone
+62274-558186
Journal Mail Official
aljamiah@uin-suka.ac.id
Editorial Address
Gedung Wahab Hasbullah UIN Sunan Kalijaga Jln. Marsda Adisucipto No 1
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies
ISSN : 0126012X     EISSN : 2338557X     DOI : 10.14421
Al-Jamiah invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in the areas related to Islam, Muslim society, and other religions which covers textual and fieldwork investigation with various perspectives of law, philosophy, mysticism, history, art, theology, sociology, anthropology, political science and others.
Articles 4 Documents
Search results for , issue "No 42 (1990)" : 4 Documents clear
Muhammad ‘Abduh and Ahmad Khan’s Educational and Political Ideas and Activities Abdul Muis Naharong
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 42 (1990)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1990.042.53-80

Abstract

“Any Islamic reform now must begin with education, “declares professor Fazlur Rahman in the epilogue of his book, Islam. The importance of education as the prerequisite of Islamic reform was, in fact, also recognized by two 19th century muslim reforms, namely, Muhammad ‘Abduh from Egypt and Ahmad Khan from India. ‘Abduh, who was born in 1849 in a fellah family, recognized the inadequacies of the system of education imparted to muslim students as a result of studying at al-Azhar. The subject taught at this university were only classical Arabic works of dogmatic theology. Moreover, the method of teaching was such that ‘Abduh, recalling his student life, once wrote that the shaykh, in giving lectures, spoke as if he spoke a foreign language. This condition was futher aggravated by the conservative shaykhs who abhorred change and improvement and, therefore, opposed any enlargement of the curriculum of al-Azhar. Ahmad Khan, who was born on 17 October 1817 in a noble family, also paid great attention to the improvement of the system of education prevalent in India. Long before he plunged himself into the services of his people, Ahmad Khan realized the inadequacies of education imparted to Muslims. The madrasahs still used the old system and excluded Western Sciences from their curriculum. Furthermore, there were not many Muslim Students who attended government school and colleges where western sciences were taught. The condition of Indian Muslim reached its lowest ebb after a mutiny broke out in 1857 when the Muslim suffered the most Socially, Economically, and politically. ‘Abduh dan Ahmad Khan, in their attempt to ameliorate the conditions of their respective communities, introduced reforms in various aspects, among which were religious, social, and education reforms. However, being convinced that only through education could the other aspects of their reforms be executed and the conditions of their communities who were under foreign rule be improved, they focused their attention on educational reform. This policy of theirs greatly influenced their political ideas and activities.  This paper will discuss ‘Abduh’s and Ahmad Khan’s educational and political ideas and activities.
Wanita dan Proses Industrialisasi Susiloningsih Kuntowijoyo
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 42 (1990)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1990.042.81-97

Abstract

Gejala proses industrialisasai di negara kita, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peradaban modern akhir-akhir ini, semakin kentara. Naiknya tingkat taraf hidup masyarakat pada sepuluh dasa warsa terakhir ini mulai dapat dilihat. Kemudahan-kemudahan masyarakat pada sepuluh dasa watsa terakhir ini mulai dapat dilihat. Kemudahan-kemudahan masyarakat dengan adanya peralatan hasil teknologi modern, misalnya alat-alat rumah tangga, tranportasi, pertaniaan, mulai dapat dirasakan. Itulah proses perubahan social dari masyarakat agraris menuju masyarakat Industri. Namun kenyataannya juga, proses perubahan social itu membawa juga dampak social budaya berupa perubahan bentuk dari system nilai, pola piker, serta sikap hidup dan prilaku masyarakat yang terjadi secara evolotif. Dampak social budaya dalam proses industrialisasi dapat terjadi apabila suatu bangsa kurang memiliki landasan pemikiran yang kuat. Landasan pemikiran merupakan syarat mutlak  bagi setiap perubahan besar-besaran di Indonesia ini. (Prof. Soedjito S.SH.MA., Transformasi Sosial, 1986, Hal.79). dampak social yang timbul dalam masyarakat antara lain munculnya sikap individualistis, yang berlawanan dari ciri khas masyarakat antara lain munculnya sikap individualistis, yang berlawanan dari ciri khas masyarakat agraris yang memiliki sakap gotong royong. Di samping itu sikap menuju masyarakat industry juga dapat menimbulkan sikap hidup kwantitatif, kompetitif, serta konsumtif, yang merupakan akibat dari proses obyektifasi manusia. Pada perkembangan selanjutnya sikap hidup tersebut akan menumbuhkan pola piker rasionalitas dan pragmatis, yang kemudian akan berkembang kepada sikap hidup  matrealistis. Keadan selanjutnya akan mendorong timbulnya filsafat hidup non-metafisis, yang hanya mementingkan unsur materi, tidak ada penekanan pada hubungan antar manusia dengan tuhan dan manusia dengan manusia, yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa ‘hampa jiwa’ pada manusia.
Historiografi Islam Di India Pada Awal Abad Ke-20 (Dua Pendekatan Terhadap Sejarah Islam) Tinjauaan terhadap karya anis ahmad, Two Approachs to Islamic History: A Critique of Shibli Nu’mani and Syed Ameer ‘Ali Intepretations of History, Doctor of Philosophy Dissertation (Temple University, 1980) Munir Umar
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 42 (1990)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1990.042.1-40

Abstract

Karya Anis Ahmad ini adalah disertasi untuk memperoleh gelar doctor dari Temple University Amerika Serikat pada tahun 1980, kemufdian naskah digandakan oleh University Microfilms Internasional Ann Arbor, Michigan Amerika Serikat dalam bentuk Xerography tahun 1986. Penulis tinjauan ini belum mendapatkan informasi, apakah naskah disertasi ini sudah diterbitkan. Menurut penulis disertasi ini, bahwa abad ke 20 bagi seorang ahli sejarah agama, menunjukkan fenomena khusus. Abad ini secara umum menunjukan suatu kebangkitan Islam dari Marokko dan Kazakhstan sampai ke Mozambique dan Indonesia. Apabila melihat kepada factor-faktor yang menyebabkan adanya kebangkitan ini, maka Nampak adanya suatu konflik antara kekuatan-kekuatan “tradisionalisme’’, pengikut ajaran yang setia dan taat kepada Quran dan Sunnah dan “Liberalisme”, Westernisasi dan Sekularisasi. Pada awal abad ke 20, pemikiran agama di anak benua India, Shibli dan Ameer Ali dianggap oleh umat Islam mewakili kedua aliran ini. Karena itu menurut Anis Ahmad dan Ameer Ali terhadap sejarah Islam, dengan memusatkan perhatiannya terhadap pemikiran agama dari kedua pemikiran Islam tersebut. 
Islam dan Transformasi Budaya (Tinjauan Diskriptif Historis) M. Masyhur Amin
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 42 (1990)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1990.042.41-52

Abstract

Ketika penulis menulis ‘’kata pengantar”untuk buku moralitas pembangunan, perspektif Agama-agama di Indonesia, penulis sadar bahwa posisi agama di tengah-tengah pergumulan ideologi-ideologi besar sangat tidak menguntungkan. Kapitalisme yang skularistik menempatkan agama hanya dalam lingkup sebatas tempat-tempat ibadah, seperti masjid, gereja, kuil dan urusan agama menjadi sangat privat. Agama tidak boleh mencampuri urusan politik kenegaraan. Sementara itu komunisme yang ateistik bersikap memusuhi agama. Agama dipandang sebagai candu masyarakat, oleh sebab itu harus dihapus dan dienyahkan. Walhasil, baik kapitalisme maupun komunisme memandang agama sebagai kendala bagi pembangunan, hal ini karena dua ideologi besar tersebut berakar pada falsafah Matrealisme.dibalik kemajuan materil dan ilmu pengetahuaan maka resiko yang harus dibayar oleh pembangunan yang bertumpuh pada paradigma kapitalisme dan komunisme itu adalah ‘’kegelisahan spiritual’’ yang memuncak menjadi pemberontakan terhadap komunisme seperti yang teraji di negara-negara Eropa Timur dewasa ini serta ‘’nistapa manusia modern’’ yang mencari kepuasan batini yang semu melalui obat bius, minuman keras, kebebasan seks, perjudian dan sebagainya. Ketika manusi dilanda nestapa dan keresahan itu, maka menarik untuk dikemukakan Kembali anekdot seseorang filusuf Yunani, Diogene le Cynique Ketika menyalahkan obor disiang hari, seraya berkeliling di tengah-tengah kerumunan orang-orang banyak. Ketika ditanyakan oleh orang, maka sang filusuf itu menjawab dengan tangkasnya: “Ufattisu an Insanin” (aku sedang mencarimanusia). Untuk menjawab pertanyaan sang filusuf itu, para memikir banyak yang menoleh pada agama sebagai alternatifnya. 

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

1990 1990


Filter By Issues
All Issue Vol 61, No 1 (2023) Vol 60, No 2 (2022) Vol 60, No 1 (2022) Vol 59, No 2 (2021) Vol 59, No 1 (2021) Vol 58, No 2 (2020) Vol 58, No 1 (2020) Vol 57, No 2 (2019) Vol 57, No 1 (2019) Vol 56, No 2 (2018) Vol 56, No 1 (2018) Vol 56, No 1 (2018) Vol 55, No 2 (2017) Vol 55, No 2 (2017) Vol 55, No 1 (2017) Vol 55, No 1 (2017) Vol 54, No 2 (2016) Vol 54, No 2 (2016) Vol 54, No 1 (2016) Vol 54, No 1 (2016) Vol 53, No 2 (2015) Vol 53, No 2 (2015) Vol 53, No 1 (2015) Vol 53, No 1 (2015) Vol 52, No 2 (2014) Vol 52, No 2 (2014) Vol 52, No 1 (2014) Vol 52, No 1 (2014) Vol 51, No 2 (2013) Vol 51, No 2 (2013) Vol 51, No 1 (2013) Vol 51, No 1 (2013) Vol 50, No 2 (2012) Vol 50, No 2 (2012) Vol 50, No 1 (2012) Vol 50, No 1 (2012) Vol 49, No 2 (2011) Vol 49, No 2 (2011) Vol 49, No 1 (2011) Vol 49, No 1 (2011) Vol 48, No 2 (2010) Vol 48, No 2 (2010) Vol 48, No 1 (2010) Vol 48, No 1 (2010) Vol 47, No 2 (2009) Vol 47, No 2 (2009) Vol 47, No 1 (2009) Vol 47, No 1 (2009) Vol 46, No 2 (2008) Vol 46, No 2 (2008) Vol 46, No 1 (2008) Vol 46, No 1 (2008) Vol 45, No 2 (2007) Vol 45, No 2 (2007) Vol 45, No 1 (2007) Vol 45, No 1 (2007) Vol 44, No 2 (2006) Vol 44, No 2 (2006) Vol 44, No 1 (2006) Vol 44, No 1 (2006) Vol 43, No 2 (2005) Vol 43, No 2 (2005) Vol 43, No 1 (2005) Vol 43, No 1 (2005) Vol 42, No 2 (2004) Vol 42, No 2 (2004) Vol 42, No 1 (2004) Vol 42, No 1 (2004) Vol 41, No 2 (2003) Vol 41, No 1 (2003) Vol 41, No 1 (2003) Vol 40, No 2 (2002) Vol 40, No 1 (2002) Vol 39, No 2 (2001) Vol 39, No 1 (2001) Vol 38, No 2 (2000) Vol 38, No 1 (2000) No 64 (1999) No 63 (1999) No 62 (1998) No 61 (1998) No 60 (1997) No 59 (1996) No 58 (1995) No 57 (1994) No 56 (1994) No 55 (1994) No 54 (1994) No 53 (1993) No 52 (1993) No 51 (1993) No 50 (1992) No 49 (1992) No 48 (1992) No 47 (1991) No 46 (1991) No 45 (1991) No 44 (1991) No 43 (1990) No 42 (1990) No 41 (1990) No 40 (1990) No 39 (1989) No 37 (1989) More Issue